Azolla
adalah tanaman air yang berdaun kecil-kecil dan pada saat-saat
tertentu tumbuh sangat banyak. Warna daunnya bisa sangat hijau dan
tebal. Azolla bukan tanaman air sembarangan. Azolla memilikiSaya
kemampuan yang tidak dimiliki oleh tanaman air lain, yaitu menambat
nitrogen (N) dari udara.
Udara
yang kita hirup > 75%nya adalah N. Sayangnya N ini tidak bisa
langsung diserap oleh tanaman. Azolla – lah yang menambat N udara
menjadi N yang bisa diserap oleh tanaman. Kandungan N di dalam Azolla
sangat tinggi untuk ukuran bahan organik, bisa mencapai 4 – 5% dari
berat keringnya. Bahan organik yang lain umumnya hanya < 2%.
Kemampuan
Azolla untuk menyuburkan tanaman sebenarnya sudah diketahui sejak
lama. Orang-orang China dan Vietnam sudah sejak abad 15 dan 17 sudah
memanfaatkan Azolla untuk pupuk tanaman. Kini Azolla telah tersebar di
penjuru bumi. Di Indonesia, Meski sudah diperkenalkan dan
dipopulerkan sejak awal tahun 1990-an, ternyata belum banyak petani
yang memanfaatkan tanaman azolla (Azolla pinnata) untuk usaha taninya.
Padahal manfaat tanaman air yang satu cukup banyak. Selain bisa untuk
pupuk dan media tanaman hias, azolla juga bisa dimanfaatkan untuk
pakan ternak dan ikan.
Di Bali,
azolla biasa dan sering dijumpai terapung di perairan sawah dan kolam
ikan. Karena dianggap gulma, para petani lantas menyingkirkannya.
Ditumpuk dan dibuang begitu saja. Padahal, bila dimanfaatkan sebagai
pupuk tanaman padi di sawah, azolla ini bisa menekan penggunaan pupuk
urea sampai 65 Kg/ha.
Manfaat Azolla:
1. Berperan sebagai mulsa, terutama saat kekeringan dan mengurangi pertumbuhan gulma.
2. Pakan ternak, unggas, dan ikan
3. Sebagai filter air dari pencemaran logam berat.
1. Berperan sebagai mulsa, terutama saat kekeringan dan mengurangi pertumbuhan gulma.
2. Pakan ternak, unggas, dan ikan
3. Sebagai filter air dari pencemaran logam berat.
Pupuk Organik Azolla
Azolla sebagai pupuk organik, dapat diberikan dalam bentuk segar, kering, maupun kompos.
Cara pembuatan kompos Azolla:
100 kg azolla segar dan 5 kg dedak dicampur merata + 100 cc dekomposer (Superdegra) dilarutkan dalam 10 liter air, kemudian disiramkan merata dalam tumpukan bahan kompos. Tumpukan bahan kompos ditutup dengan (karung goni). Setelah 4 hari, pupuk azolla selesai difermentasi menjadi kompos.
Azolla sebagai pupuk organik, dapat diberikan dalam bentuk segar, kering, maupun kompos.
Cara pembuatan kompos Azolla:
100 kg azolla segar dan 5 kg dedak dicampur merata + 100 cc dekomposer (Superdegra) dilarutkan dalam 10 liter air, kemudian disiramkan merata dalam tumpukan bahan kompos. Tumpukan bahan kompos ditutup dengan (karung goni). Setelah 4 hari, pupuk azolla selesai difermentasi menjadi kompos.
Perbanyakan Azolla
Azolla dapat diperbanyak melalui beberapa cara, antara lain Monokultur, Tumpangsari dengan Padi, dan Tumpangsari Padi-Ikan-Azolla-Bebek-Sapi.
Azolla dapat diperbanyak melalui beberapa cara, antara lain Monokultur, Tumpangsari dengan Padi, dan Tumpangsari Padi-Ikan-Azolla-Bebek-Sapi.
Perbanyakan dengan Monokultur:
1. sebanyak 2,5 t/ha pupuk kadang ditabur merata dalam petakan
2. setelah 5-7 hari kemudian, air dimasukkan dalam petakan dengan ketinggian 10-20 cm
3. sebanyak 25 kg/ha SP-36 ditabur merata, dan setiap 4-5 hr sekali dtaburi lagi.
4. Setelah 20-25 hari dari penyebaran, diperkirakan azolla telah mencapai 10-12,5 t/ha = 67-83 kg urea/ha.
1. sebanyak 2,5 t/ha pupuk kadang ditabur merata dalam petakan
2. setelah 5-7 hari kemudian, air dimasukkan dalam petakan dengan ketinggian 10-20 cm
3. sebanyak 25 kg/ha SP-36 ditabur merata, dan setiap 4-5 hr sekali dtaburi lagi.
4. Setelah 20-25 hari dari penyebaran, diperkirakan azolla telah mencapai 10-12,5 t/ha = 67-83 kg urea/ha.
Perbanyakan dengan cara tumpangsari dengan padi
1. Perbanyakan azolla sebelum benam
Setelah tanaman padi berumur 3-5 hari, sebanyak 2t/ha azolla ditebar secara merata sekitar tanaman padi. Diperkirakan, setelah berumur 15-20 hari dari sebar, dapat mencapai 7,5-10 t/ha azolla = 50-67 kg/ha urea. dan benam. Jika azolla dibiarkan panen sampai usia 25-30 hari dari sebar, diperkirakan dapat mencapai 12,5-15 t/ha azolla = 83-100 kg/ha urea.
1. Perbanyakan azolla sebelum benam
Setelah tanaman padi berumur 3-5 hari, sebanyak 2t/ha azolla ditebar secara merata sekitar tanaman padi. Diperkirakan, setelah berumur 15-20 hari dari sebar, dapat mencapai 7,5-10 t/ha azolla = 50-67 kg/ha urea. dan benam. Jika azolla dibiarkan panen sampai usia 25-30 hari dari sebar, diperkirakan dapat mencapai 12,5-15 t/ha azolla = 83-100 kg/ha urea.
2. Pembenaman azolla secara langsung
Pembenaman azola dapat langsung bersamaan dengan dengan saat pengolahan tanah pertama, pengolahan tanah kedua, atau dibenamkan setelah tanam padi yaitu bersamaan saat penyiangan padi.
Pembenaman azola dapat langsung bersamaan dengan dengan saat pengolahan tanah pertama, pengolahan tanah kedua, atau dibenamkan setelah tanam padi yaitu bersamaan saat penyiangan padi.
Sebanyak 10-20 t/ha azolla dibenamkan ke dalam tanah.
Pembenaman saat pengolahan tanah:
1. Tebar Azolla bersamaan atau 1 minggu sebelum padi di bibit
2. Setelah lapangan penuh dengan Azolla, lahan dibajak agar Azolla terbenam
3. Selanjutnya dilakukan penaman padi dan Azolla yang tidak terbenam dibiarkan tumbuh.
Pembenaman saat pengolahan tanah:
1. Tebar Azolla bersamaan atau 1 minggu sebelum padi di bibit
2. Setelah lapangan penuh dengan Azolla, lahan dibajak agar Azolla terbenam
3. Selanjutnya dilakukan penaman padi dan Azolla yang tidak terbenam dibiarkan tumbuh.
Perbanyakan dengan tumpangsari padi-ikan-azolla-bebek-sapi
Pengembangan sistem usaha tani terpadu yang berbasis pertanian organik di lahan sawah, yaitu dengan memadukan tanaman padi padi-ikan-azolla-bebek-sapi secara sinergis.
Pengembangan sistem usaha tani terpadu yang berbasis pertanian organik di lahan sawah, yaitu dengan memadukan tanaman padi padi-ikan-azolla-bebek-sapi secara sinergis.
-dari berbagai sumber-
Sumber : http://www.paketri.com/2011/03/kenal-lebih-dekat-dengan-azolla/
http://kolamazolla.blogspot.com/2012/04/kenal-lebih-dekat-dengan-azolla.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar